Dari Kemuliaan kepada Kemuliaan
Daniel 1-12.
-DaVe-
Intro.
Dalam kitab Daniel ini kita menyimak mengenai kehidupan Daniel yang masih muda. Karier Daniel meningkat mulai dari status seorang buangan hingga pejabat tinggi Babel.. Kalau dilihat dari Kitab Daniel 1 hingga Daniel 11, kemuliaan raja-raja Babel malah makin hari makin naik-turun, terlibat dalam banyak peperangan, namun Daniel tetap jaya. Daniel mendapat perlindungan khusus dari Allah. Daniel merupakan nabi dalam PL yang amat berbeda dengan nabi lain. Ia adalah seorang nabi yang setia sampai akhir.
Bukan sesuatu hal yang mudah bagi Daniel untuk mengalami kemuliaan demi kemuliaan. Daniel harus berjuang dengan keras di lingkungan yang tidak bersahabat. Namun Daniel memiliki filsafat atau faham yang membuatnya selalu maju terus dalam Tuhan dan dalam kariernya.
Berbeda dengan kehidupan anak-anak muda di jaman akhir ini, banyak diantara mereka tidak memiliki hidup yang meningkat, banyak yang hancur hidupnya ketika memasuki umur 20 tahun. Mereka jatuh kedalam narkoba, prostitusi, dan kriminalitas. Mereka menikmati hidup enak hanya sementara, tapi akhir hidupnya tragis. Amsal mengatakan: “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut”.
Pada saat ini kita ingin mengetahui bagaimana kehidupan Daniel ini begitu luar biasa. Ia memulai hidup kemudaannya dengan kemuliaan dan mengakhirinya dengan kemuliaan. Siapakah Daniel itu ? Dan apa yang dilakukannya sehingga ia berhasil ?
1. Daniel adalah seorang yang dikasihi Tuhan (Daniel 10:11).
Malaikat Tuhan mengatakan: “Daniel engkau orang yang dikasihi”. “You are highly esteemed”, artinya highly valued of treasure, harta benda yang berharga, harta kesayangan dari pada Allah. Sebagai harta kesayangan ia mestiu dijaga dan dilindungi oleh Tuhan. Tuhan sangat memberkati Daniel. Ia bukan menjadi anak kesayangan orang-orang di sekitarnya, tapi anak kesayangan dari pada Allah. Namanya Anak Kesayangan, pasti dimanjakan oleh Allah.
Saudara, apakah anda menjadi anak kesayangan orangtua, belum tentu menjadi anak kesayangan dari pada Allah. Karena begitu disayangi orangtua, akhirnya saudara jatuh kedalam dosa. Apa yang saudara minta diberi, akhirnya saudara tidak memuliakan Allah.
2. Daniel adalah seorang yang mempertahankan kekudusan hidup (Daniel 1:8-9).
Ia tidak menjual kekudusan dengan materi (Makanan, jabatan, perempuan-perempuan cantik, emas, perak dll.). Pada jaman Daniel hal-hal seperti ini sangat dikejar oleh masyarakat Babel, tetapi Daniel mengejar kekudusan hidup.
(Daniel 1) Kehidupan Daniel bukan berdasarkan apa yang dimakan, apa yang dimiliki, apa yang ditawarkan, tetapi apa yang disembah. (bukan We are what we eat, and what we have, but We are what we worship).
Daniel seorang yang menyembah kepada Allah yang hidup dan kudus, dan mempertahankan kekudusan Allah dalam dirinya sehingga Allah mengaruniakan kasih dan sayang kepadanya (Daniel 1:8-9). Sehingga ia 10 kali lebih cerdas dari orang pintar dan Daniel memenangkan kontes kecantikan (Danile 1:14-20).
“Segala kemuliaan ini akan kuberikan kepadamu kalau engkau sujud menyembah aku” (Matius 4:8-9). Tawaran-tawaran dunia membuat banyak anak-anak Tuhan tidak dapat mempertahankan kekudusan mereka.
Aplikasi: Apakah saudara selalu mau mempertahankan kekudusan hidup ?.
Apakah anda menjaga kekudusan kalau ujian, apakah anda takut kalau menjaga kekudusan Allah anda akan menjadi bodoh ? Apakah engkau takut akan kurang disenangi teman kalau menjaga kekudusan Allah ? Mazmur 119:9, 11.
2. Daniel adalah seorang yang lebih menghormati Allah dari pada manusia (Daniel 5:17-29).
Ia tidak takut kepada raja sekalipun.
Ia berani memberitakan kebenaran kepada raja Nebukadnezar dan Belsyasar walaupun berita kebenaran itu adalah berita buruk bagi raja. Artinya ia tidak memutarbalikkan kebenaran. “Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia.
(Daniel 1) Kehidupan Daniel bukan berdasarkan apa yang dinilai oleh manusia, tetapi apa yang dinilai oleh Allah (bukan We are what we judge, tetapi we are what God judge). Oleh sebab itu ia lebih menghormati Allah dari pada manusia. Prioritas Daniel adalah Allah, bukan manusia.
Nama “Daniel” berarti “God is Judge”.
Daniel memberikan dirinya dinilai oleh Allah bukan oleh manusia. Ia dididik selama 3 tahun dalam budaya Babel, makanan dan minuman Babel, tetapi itu tidak merubah paradigmanya. Justru Daniel mempertahankan budaya surgawi. Dia memilih menjadi seorang vegetarian dari pada makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala. Ia memberikan dirinya dinilai oleh Allah.
Aplikasi: Banyak anak Tuhan lebih senang penilaian orang lain daripada dinilai oleh Allah. Orang menilai seringkali dilandasi dengan materi, dll. Nilai manusia tidak lagi memiliki nilai.
Karena orang lain menilai maka anak-anak Tuhan mengikuti figure orang lain, bukan figure Yesus.
3. Daniel adalah seorang yang tidak mengandalkan kemampuannya tapi kemampuan dari Allah, sebab itu ia memiliki roh yang luar biasa (Daniel 5:10-12; Daniel 2:27-30).
(Daniel 1) Kehidupan Daniel bukan berdasarkan apa SDMnya tetapi berdasarkan apa SDInya (bukan we are what we think, tapi we are what we believe).
Walaupun ia seorang yang cerdas, tapi ia selalu mengandalkan Tuhan dan kemudian kecerdasannya ia gunakan untuk Tuhan. Oleh sebab itu Kehidupan Daniel bukan berdasarkan apa yang dipahami manusia, tetapi apa yang dipahami Allah (bukan We are what we are, tetapi we are what God is) (Daniel 2). Daniel percaya bahwa Allah memiliki kuasa yang mustahil.
Daniel memiliki keseimbangan dalam hidup iman dan ilmunya. Sehingga ia dapat memanfaatkan kecerdasannya untuk Tuhan.
Aplikasi: Makin tinggi cita-cita kita, makin tinggi pengetahuan dapat dicapai, tapi iman jauh lebih tinggi dari gunung dan lebih dalam dari lautan. Kalau cita-cita tercapai, gunakanlah untu kemuliaan nama Allah. Ada banyak anak muda yang cerdas, berkarisma di jaman ini, tapi mereka menggunakan kelebihan itu bukan untuk Tuhan, tapi untuk setan. Jangan biarkan setan memakai keahlian saudara.
4. Daniel adalah seorang yang memiliki penyerahan hidup yang luar biasa, dan seorang yang penuh Roh Kudus (Daniel 3:16-18).
Kehidupan Daniel bukan berdasarkan apa yang diinginkan orang lain, tetapi apa yang diinginkan Allah (bukan We are what we want, tetapi we are what God wants).
Rencana Allah berbeda dengan rencana manusia, Allah berkuasa melakukan segala sesuatu. Oleh sebab itu ia menyerahkan semuanya kedalam tangan Tuhan, membiarkan Tuhan bertindak di masa-masa sulit dan tetap mempercayai Allah walaupun seolah-oleh Tuhan tidak mendengar (Daniel 3:17-18). Daniel telah menyerahkan hidupnya sejak ia masih muda sekali, hidupnya sepenuhnya bagi Kristus.
Aplikasi:
Banyak anak muda sejak masa muda tidak menyerahkannya kepada Allah, tetapi kepada iblis, dunia. Ia jatuh dalam pelukan roh-roh jahat. Ia dimiliki oleh pribadi lain yang membawanya jauh dari Allah danrencana Allah.
7. Daniel adalah seorang yang rendah hati.
Ketiga temannya tetap ada bersama dia, tidak disingkirkannya atau takut kalau temannya menyaingi dia. Bagi Daniel hidup adalah perlombaan, tapi berlomba untuk menghadapi musuh-musuh iman dan bukan sesama seiman. Mereka berlomba-lomba untuk mengasihi Tuhan, mereka bangga karena mengasihi Tuhan (Daniel 6:11-12).
Kehidupan Daniel bukan berdasarkan apa kebesarannya, tetapi apa kerendahan hatinya (bukan We are what we have, tetapi we are what we don’t have).
Kerendahan hatinya membuat mereka dapat bersekutu dan saling mendukung dengan baik. Kerendahan hati Daniel adalah kunci kepada kemenangan dalam perlombaan rohani. Karena kerendahan hatinya ia dapat saling mendukung, menegur, menasehati, dan bersatu.
Aplikasi: Apakah anda sesama seiman selalu berusaha saling kompetisi dan ingin menjadi yang lebih baik dari yang lain. Daniel berlomba-lomba bukan untuk jabatan, tapi berlomba-lomba bersama untuk meningkatkan iman. Ia tidak berlomba dengan teman-temannya tapi untuk menghadapi tantangan.
5. Daniel adalah seorang visioner, melihat ke depan dengan kaca mata Allah, Daniel menilai apa kata Tuhan.
(Daniel 7-11) Kehidupan Daniel bukan berdasarkan apa di belakangnya, tetapi `apa yang jauh ke depan yaitu harapan. (bukan We are what have, tetapi we are what we see).
Daniel seorang pemuda yang memiliki visi untuk melihat masa depan. Ia memiliki cita-cita dan kerinduan bersama Tuhan. Daniel tidak merasa bosan dengan hidupnya di tanah orang karena ia mempunyai visi dan masa depan. Alkitab berkata: “Without vision my people perish”, tanpa visi umatku binasa.
Aplikasi: Banyak anak muda yang hidupnya tidak menentu. Ia tidak mempunyai arah dan tujuan hidup yang hendak dicapainya. Tidaklah heran banyak anak muda menjadi bosan hidup, keindahan dan kenikmatan dunia tidak memuaskan hati mereka sehingga banyak yang bunuh diri, lari ke narkoba, jadi tukang ngamen di jalan-jalan. Ini hidup yang muda tapi tidak berguna.
Teladanilah Daniel, “Life is excited”. Ia tidak bosan hidup, ia bermasa depan bersama Tuhan.
Kesimpulan.
Marilah kita berusaha untuk meneladani Daniel, sehingga menjadi anak kesayangan atau harta kesayangan Allah yang selalu hidup memuliakan Tuhan, maju dalam karier, dan maju dalam iman.
Gunakan masa muda kita untuk Kristus.