How can I tell you…
How much I want to be your best friend forever will be
How can I show you how precious you’re to me
So precious forever will be
Will you give your love to me?
Will you give your heart to me?
You forever will be…
Will you give your love to me?
Will you give your heart to me?
You Forever will be…
“Tanpa pacaran kudus, tidak mungkin ada Pernikahan Kudus”
Tiga Prinsip Pacaran Kudus
Prinsip pertama : Pacaran sekali untuk menikah
Tidak ada ayat Alkitab yang secara spesifik berbicara atau menjelaskan mengenai masalah ini. Namun Paulus pernah berkata bahwa orang yang memiliki Roh Tuhan dan Pikiran Kristus, tidak akan hidup menurut daging”
(Roma 8:5-16)
Rom 8:5 Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
Rom 8:6 Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
Rom 8:7 Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
Rom 8:8 Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.
Rom 8:9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
Rom 8:10 Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.
Rom 8:11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
Rom 8:12 Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging.
Rom 8:13 Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.
Rom 8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
Rom 8:15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Rom 8:16 Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.
Paulus benar, orang yang memulai dengan Roh tidak akan mengakhirinya dengan daging! Jadi bila kamu sudah lahir baru dan Roh Kudus diam dalam diri kamu, tanpa di minta pun kamu sudah pasti bersedia belajar mempertanggungjawabkan pilihan kamu.
Bila kita mencintai seseorang, tentu kita menghormatinya. Cinta bukan hanya berarti ekspresi, tetapi juga berarti tanggung jawab. Cinta seperti apakah yang memberi kepuasan yang dalam? Cinta yang bertanggung jawab! Kalau kamu bisa menghargai pasangan kamu pada saat berpacaran, terlebih lagi pada saat kamu menikahinya. Dengan demikian, orang tersebut menjadi sangat berharga di mata kamu. Jadi, bila kamu mulai berpikir untuk berpacaran pastikan bahwa orang tersebut nantinya akan menjadi teman hidup kamu. Orang tersebut bukan hanya orang yang kamu cintai, tetapi juga orang yang akan menemani kamu sampai akhir hidup kamu.
Memulai hidup dengan benar!
Pada saat kamu jatuh cinta, dan mulai menjalin hubungan yang serius dengannya, kamu harus berkomitmen mencintai dia seumur hidup dan akan menikahi dia.
Kapan saat yang tepat untuk memulai pacaran??
Kidung Agung 8:4 “Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem: mengapa kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum di ingininya?”
Kata-kata mengapa kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya? Berbicara tentang kapan tepatnya seseorang boleh mulai berpacaran. Sebelum memutuskan untuk berpacaran, sebaiknya mulailah dengan pertanyaan: “Kapan mau menikah?” Setelah tahu jawabannya, barulah kamu memikirkan kapan saat yang tepat untuk memulai hubungan yang lebih dekat dengan seseorang.
Rencanakanlah dengan baik. Itu adalah hal yang penting “When you fail to plan, you plan to fail”, yang berarti kalau kamu gagal merencanakan sesuatu, kamu sedang merencanakan untuk gagal. Maka rencanakanlah dengan mantap.
Jadi apabila kamu sekarang berumur 17 tahun dan merencanakan akan menikah pada umur 25 tahun maka rencanakanlah demikian: Oke! Umur 25 tahun kamu dan dia akan menikah. Selisih antara 17 tahun dan 25 tahun adalah 8 tahun. Apa itu berarti kamu mau berpacaran dengannya selama 8 tahun. Apakah dengan pacaran sedemikian lama itu akan langgeng kepada pernikahan? Mengapa kamu memutuskan untuk berpacaran sekarang? Apakah kamu ingin pacaran hanya untuk coba-coba dan bila tidak cocok akhirnya putus? Kamu egois sekali! Apakah kamu tidak tahu bahwa putus pacar itu menyakitkan? Bisa dua-duanya sakit atau salah satu sakit, dan lagi seperti itu malah membuang waktu dan kesempatan.
Ingat pacaran juga harus punya tujuan, apakah dengan kamu memaksa untuk berpacaran pada usuia kamu 17 tahun, tetapi merencanakan untuk menikah usia 25 tahun, apakah dengan itu kamu bisa berkomitment untuk membangun hubungan pacaran kamu dengan prinsip kekudusan? Atau kalian akan hanya berputar-putar di padang gurun penantian?
Memang ada kasus pacaran selama itu dan akhirnya menikah, ini kasus pengecualian! Jika kamu belum mau membina hubungan yang serius dengannya, lebih baik urungkan niatmu terlebih dahulu untuk memacarinya!
Bagi orang yang sering berganti-ganti pasangan, prinsip ini sulit untuk dilakukan, karena memang mereka tidak bisa setia dengan satu pasangan. Tetapi yang kita inginkan bukan cinta murahan sperti itu bukan? Apalagi kita telah di tebus dengan harga yang mahal dengan darah yang mahal. Orang-orang di luar sana bisa menikmati ini dengan keberdosaannya yang ujungnya menuju kebinasaan.
Tidak ada larangan untuk jatuh cinta. Karena mencintai itu sah-sah saja! It is just normal for you to fall in love. Justru kamu bisa di katakan tidak normal bila kamu tidak pernah jatuh cinta. Tetapi jangan menggerakkan dan membangun cinta sebelum waktunya! Cinta itu kudus! Jadi perlu dihargai!
Prinsip 2: Mengutamakan buah-buah Roh / Buah-buah kasih dalam berpacaran.
(Matius 7:16-20)
Mat 7:16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
Mat 7:17 Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.
Mat 7:18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
Mat 7:19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
Mat 7:20 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
Seseorang ketika sedang di “mabuk cinta” tiba-tiba menjadi sangat peka dengan suara Tuhan. Merasa yakin ketika melihat seseorang yang dicintainya, maka ia akan berkata itu “berasal dari Tuhan”, “Tuhan menyetujui pilihan saya” atau “saya mendapatkan nubuatan dari Tuhan bahwa dia teman hidup saya nanti” bahkan banyak orang yang juga berani memastikan bahwa ia mendapat penglihatan dan mendengar Suara Tuhan yang audible.
Konsepnya bukan pada Suara Tuhan, tetapi kepada buah buah yang ditunjukkan. Yang penting adalah memperhatikan karakter orang tersebut dan kesiapan pribadinya untuk menjalin hubungan sampai kepada pernikahan.
Dalam berpacaran yang dicari bukan “Apa kata Tuhan”. Tetapi bagaimana kamu dan pasanganmu memuliakan Tuhan dengan “buah-buah” yang nyata. Apa gunanya kamu berkata “Aku dapat dari Tuhan” tetapi setelah berpacaran, dua-duanya mengalami kemunduran rohani.
Prinsip sederhananya “Jangan cuma bangga pada pohonnya”. Ini lho pohonnya dari Tuhan. Tetapi justru sebaliknya, dengan tahu buahnya kita langsung tahu kualitas pohonnya!
Menghormati hukum tubuhmu
Saya pernah belajar beladiri, didalamnya ada prinsip “Kamu tidak bisa menaklukan lawanmu kalau kamu tidak dapat belajar menghormati kekuatanmu”
Demikian juga dengan prinsip berpacaran, kalau kamu menaklukkan “daging”(hawa nafsu, keinginan nafsu) kamu dalam berpacaran, tidak ada jalan lain untuk kamu harus menaklukkan kedagingan dalam diri kamu terlebih dahulu.
Apakah kedagingan tersebut seperti “ciuman”
Inti kalimat ini adalah dengan pertanyaan sederhana, Apakah boleh berciuman selama pacaran?
Bagi saya Kiss on the lips but only 2 second, karena lebih dari itu adalah sudah dimulai dengan namanya foreplay (Pemanasan dalam hubungan persetubuhan)
Ekspresi cinta bisa dengan Kiss on the lips but only 2 second untuk perpisahan, tetapi jangan ditempat gelap-gelap, bisa di depan rumah waktu mengantar pulang, tetapi hanya 2 detik tidak lebih dari itu.
Satu hal lagi, hormati kamar! Sebelum menikah tidak boleh memasuki kamarnya
Apa yang kamu “berhalakan” dalam berpacaran, itu yang tak akan kamu nikmati dalam pernikahan.
Andaikata seks yang kamu berhalakan selama pacaran, justru dalam kehidupan pernikahanmu nanti seks tidak akan bisa kamu nikmati. Karena kamu akan tertarik kepada orang lain dari pada dengan pasanganmu.
Andaikata kebersamaan selalu adalah berhala kamu, nanti setelah menikah justru kamu bukan pasangan yang dekat.
Yang kamu sakralkan dalam berpacaran itu yang akan kamu nikmati dalam pernikahan nanti.
Prinsip 3: Dipenuhi dengan kasih yang abadi (eternal love)
Kasih yang abadi adalah frame-nya. Antara orang yang single dengan yang sudah married, yang berbeda hanya fotonya saja. Bingkainya sama. Kasih yang abadi hanya ditemukan di tempat yang benar, yaitu di dalam keluarga Tuhan, di dalam Tuhan, saran saya:
Bagi yang belum memiliki pasangan: Jangan gelisah! Tuhan pasti menyediakan yang terbaik pada saat yang tepat! Yang harus dilakukan saat ini adalah berdoa, bergaulah dengan sehat. Jangan mencemarkan kasih dengan cinta! Supaya akhirnya kamu bisa menikah dengan sahabatmu! Penampilan memang bukan segala-galanya, tetapi akan lebih baik bila kita bisa menjaga sikap, tutur kata dan penampilan kita.
Bagi yang telah memiliki pasangan : Cinta adalah “Bunga” dalam pernikahan, bukan patokan kebahagiaan. Banyak pasangan yang memulai dengan cinta yang berlebihan tetapi mengakhiri hubungannya dengan kepahitan. Cinta mereka kandas di tenagh jalan. Yang terpenting dalam sebuah pernikahan (dan pacaran) bukan seberapa cinta yang akan di terima atau sebaliknya. Tetapi seberapa besar pengertian yang kita miliki, yang membuat kita memahami kelebihan dan kelemahan pasangan kita. Saling memahami satu sama lain itulah jalan menuju kepada kebahagian sejati.
Karena itu biarkan cinta itu tumbuh ke arah kasih yang abadi. Kasih yang merangkum semua perasaan dan kemurahan hati untuk menerima pasangan kita apa adanya.
Bagi yang telah menikah : “ Biarkan cinta dan kasih kalian dilanjutkan sampai kepada keabadian.
Satu hal bila cinta bertumbuh ke arah kasih yang abadi bukan nafsu “You will take time to love him/her forever, because you will have him/her forever”.
Jika cinta bertumbuh kearah nafsu, kamu akan mengambil semua yang dimilikinya sekarang, Cinta seperti itu tidak akan pernah abadi.
Oleh : David Kandar
Februari 14, 2005
How much I want to be your best friend forever will be
How can I show you how precious you’re to me
So precious forever will be
Will you give your love to me?
Will you give your heart to me?
You forever will be…
Will you give your love to me?
Will you give your heart to me?
You Forever will be…
“Tanpa pacaran kudus, tidak mungkin ada Pernikahan Kudus”
Tiga Prinsip Pacaran Kudus
Prinsip pertama : Pacaran sekali untuk menikah
Tidak ada ayat Alkitab yang secara spesifik berbicara atau menjelaskan mengenai masalah ini. Namun Paulus pernah berkata bahwa orang yang memiliki Roh Tuhan dan Pikiran Kristus, tidak akan hidup menurut daging”
(Roma 8:5-16)
Rom 8:5 Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
Rom 8:6 Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
Rom 8:7 Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
Rom 8:8 Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.
Rom 8:9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
Rom 8:10 Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.
Rom 8:11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
Rom 8:12 Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging.
Rom 8:13 Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.
Rom 8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
Rom 8:15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Rom 8:16 Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.
Paulus benar, orang yang memulai dengan Roh tidak akan mengakhirinya dengan daging! Jadi bila kamu sudah lahir baru dan Roh Kudus diam dalam diri kamu, tanpa di minta pun kamu sudah pasti bersedia belajar mempertanggungjawabkan pilihan kamu.
Bila kita mencintai seseorang, tentu kita menghormatinya. Cinta bukan hanya berarti ekspresi, tetapi juga berarti tanggung jawab. Cinta seperti apakah yang memberi kepuasan yang dalam? Cinta yang bertanggung jawab! Kalau kamu bisa menghargai pasangan kamu pada saat berpacaran, terlebih lagi pada saat kamu menikahinya. Dengan demikian, orang tersebut menjadi sangat berharga di mata kamu. Jadi, bila kamu mulai berpikir untuk berpacaran pastikan bahwa orang tersebut nantinya akan menjadi teman hidup kamu. Orang tersebut bukan hanya orang yang kamu cintai, tetapi juga orang yang akan menemani kamu sampai akhir hidup kamu.
Memulai hidup dengan benar!
Pada saat kamu jatuh cinta, dan mulai menjalin hubungan yang serius dengannya, kamu harus berkomitmen mencintai dia seumur hidup dan akan menikahi dia.
Kapan saat yang tepat untuk memulai pacaran??
Kidung Agung 8:4 “Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem: mengapa kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum di ingininya?”
Kata-kata mengapa kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya? Berbicara tentang kapan tepatnya seseorang boleh mulai berpacaran. Sebelum memutuskan untuk berpacaran, sebaiknya mulailah dengan pertanyaan: “Kapan mau menikah?” Setelah tahu jawabannya, barulah kamu memikirkan kapan saat yang tepat untuk memulai hubungan yang lebih dekat dengan seseorang.
Rencanakanlah dengan baik. Itu adalah hal yang penting “When you fail to plan, you plan to fail”, yang berarti kalau kamu gagal merencanakan sesuatu, kamu sedang merencanakan untuk gagal. Maka rencanakanlah dengan mantap.
Jadi apabila kamu sekarang berumur 17 tahun dan merencanakan akan menikah pada umur 25 tahun maka rencanakanlah demikian: Oke! Umur 25 tahun kamu dan dia akan menikah. Selisih antara 17 tahun dan 25 tahun adalah 8 tahun. Apa itu berarti kamu mau berpacaran dengannya selama 8 tahun. Apakah dengan pacaran sedemikian lama itu akan langgeng kepada pernikahan? Mengapa kamu memutuskan untuk berpacaran sekarang? Apakah kamu ingin pacaran hanya untuk coba-coba dan bila tidak cocok akhirnya putus? Kamu egois sekali! Apakah kamu tidak tahu bahwa putus pacar itu menyakitkan? Bisa dua-duanya sakit atau salah satu sakit, dan lagi seperti itu malah membuang waktu dan kesempatan.
Ingat pacaran juga harus punya tujuan, apakah dengan kamu memaksa untuk berpacaran pada usuia kamu 17 tahun, tetapi merencanakan untuk menikah usia 25 tahun, apakah dengan itu kamu bisa berkomitment untuk membangun hubungan pacaran kamu dengan prinsip kekudusan? Atau kalian akan hanya berputar-putar di padang gurun penantian?
Memang ada kasus pacaran selama itu dan akhirnya menikah, ini kasus pengecualian! Jika kamu belum mau membina hubungan yang serius dengannya, lebih baik urungkan niatmu terlebih dahulu untuk memacarinya!
Bagi orang yang sering berganti-ganti pasangan, prinsip ini sulit untuk dilakukan, karena memang mereka tidak bisa setia dengan satu pasangan. Tetapi yang kita inginkan bukan cinta murahan sperti itu bukan? Apalagi kita telah di tebus dengan harga yang mahal dengan darah yang mahal. Orang-orang di luar sana bisa menikmati ini dengan keberdosaannya yang ujungnya menuju kebinasaan.
Tidak ada larangan untuk jatuh cinta. Karena mencintai itu sah-sah saja! It is just normal for you to fall in love. Justru kamu bisa di katakan tidak normal bila kamu tidak pernah jatuh cinta. Tetapi jangan menggerakkan dan membangun cinta sebelum waktunya! Cinta itu kudus! Jadi perlu dihargai!
Prinsip 2: Mengutamakan buah-buah Roh / Buah-buah kasih dalam berpacaran.
(Matius 7:16-20)
Mat 7:16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
Mat 7:17 Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.
Mat 7:18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
Mat 7:19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
Mat 7:20 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
Seseorang ketika sedang di “mabuk cinta” tiba-tiba menjadi sangat peka dengan suara Tuhan. Merasa yakin ketika melihat seseorang yang dicintainya, maka ia akan berkata itu “berasal dari Tuhan”, “Tuhan menyetujui pilihan saya” atau “saya mendapatkan nubuatan dari Tuhan bahwa dia teman hidup saya nanti” bahkan banyak orang yang juga berani memastikan bahwa ia mendapat penglihatan dan mendengar Suara Tuhan yang audible.
Konsepnya bukan pada Suara Tuhan, tetapi kepada buah buah yang ditunjukkan. Yang penting adalah memperhatikan karakter orang tersebut dan kesiapan pribadinya untuk menjalin hubungan sampai kepada pernikahan.
Dalam berpacaran yang dicari bukan “Apa kata Tuhan”. Tetapi bagaimana kamu dan pasanganmu memuliakan Tuhan dengan “buah-buah” yang nyata. Apa gunanya kamu berkata “Aku dapat dari Tuhan” tetapi setelah berpacaran, dua-duanya mengalami kemunduran rohani.
Prinsip sederhananya “Jangan cuma bangga pada pohonnya”. Ini lho pohonnya dari Tuhan. Tetapi justru sebaliknya, dengan tahu buahnya kita langsung tahu kualitas pohonnya!
Menghormati hukum tubuhmu
Saya pernah belajar beladiri, didalamnya ada prinsip “Kamu tidak bisa menaklukan lawanmu kalau kamu tidak dapat belajar menghormati kekuatanmu”
Demikian juga dengan prinsip berpacaran, kalau kamu menaklukkan “daging”(hawa nafsu, keinginan nafsu) kamu dalam berpacaran, tidak ada jalan lain untuk kamu harus menaklukkan kedagingan dalam diri kamu terlebih dahulu.
Apakah kedagingan tersebut seperti “ciuman”
Inti kalimat ini adalah dengan pertanyaan sederhana, Apakah boleh berciuman selama pacaran?
Bagi saya Kiss on the lips but only 2 second, karena lebih dari itu adalah sudah dimulai dengan namanya foreplay (Pemanasan dalam hubungan persetubuhan)
Ekspresi cinta bisa dengan Kiss on the lips but only 2 second untuk perpisahan, tetapi jangan ditempat gelap-gelap, bisa di depan rumah waktu mengantar pulang, tetapi hanya 2 detik tidak lebih dari itu.
Satu hal lagi, hormati kamar! Sebelum menikah tidak boleh memasuki kamarnya
Apa yang kamu “berhalakan” dalam berpacaran, itu yang tak akan kamu nikmati dalam pernikahan.
Andaikata seks yang kamu berhalakan selama pacaran, justru dalam kehidupan pernikahanmu nanti seks tidak akan bisa kamu nikmati. Karena kamu akan tertarik kepada orang lain dari pada dengan pasanganmu.
Andaikata kebersamaan selalu adalah berhala kamu, nanti setelah menikah justru kamu bukan pasangan yang dekat.
Yang kamu sakralkan dalam berpacaran itu yang akan kamu nikmati dalam pernikahan nanti.
Prinsip 3: Dipenuhi dengan kasih yang abadi (eternal love)
Kasih yang abadi adalah frame-nya. Antara orang yang single dengan yang sudah married, yang berbeda hanya fotonya saja. Bingkainya sama. Kasih yang abadi hanya ditemukan di tempat yang benar, yaitu di dalam keluarga Tuhan, di dalam Tuhan, saran saya:
Bagi yang belum memiliki pasangan: Jangan gelisah! Tuhan pasti menyediakan yang terbaik pada saat yang tepat! Yang harus dilakukan saat ini adalah berdoa, bergaulah dengan sehat. Jangan mencemarkan kasih dengan cinta! Supaya akhirnya kamu bisa menikah dengan sahabatmu! Penampilan memang bukan segala-galanya, tetapi akan lebih baik bila kita bisa menjaga sikap, tutur kata dan penampilan kita.
Bagi yang telah memiliki pasangan : Cinta adalah “Bunga” dalam pernikahan, bukan patokan kebahagiaan. Banyak pasangan yang memulai dengan cinta yang berlebihan tetapi mengakhiri hubungannya dengan kepahitan. Cinta mereka kandas di tenagh jalan. Yang terpenting dalam sebuah pernikahan (dan pacaran) bukan seberapa cinta yang akan di terima atau sebaliknya. Tetapi seberapa besar pengertian yang kita miliki, yang membuat kita memahami kelebihan dan kelemahan pasangan kita. Saling memahami satu sama lain itulah jalan menuju kepada kebahagian sejati.
Karena itu biarkan cinta itu tumbuh ke arah kasih yang abadi. Kasih yang merangkum semua perasaan dan kemurahan hati untuk menerima pasangan kita apa adanya.
Bagi yang telah menikah : “ Biarkan cinta dan kasih kalian dilanjutkan sampai kepada keabadian.
Satu hal bila cinta bertumbuh ke arah kasih yang abadi bukan nafsu “You will take time to love him/her forever, because you will have him/her forever”.
Jika cinta bertumbuh kearah nafsu, kamu akan mengambil semua yang dimilikinya sekarang, Cinta seperti itu tidak akan pernah abadi.
Oleh : David Kandar
Februari 14, 2005
No comments:
Post a Comment