2 Raja-Raja 18:1-12
PENDAHULUAN
Siapakah raja Hizkia? Hizkia adalah
raja Yehuda (Ayat 1), anak dari Raja Ahas, Hizkia menjadi raja pada usia 25
tahun, dan memerintah Yerusalem selama 29 tahun.
Arti nama Hizkia
adalah Strength of Yehovah (Kekuatan
dari Yehovah).
Hizkia menjadi
raja di tengah kondisi dimana ayahnya adalah orang yang tidak taat kepada
Tuhan, ditengah kondisi bangsanya yang jauh daripada Tuhan, dan di tengah
kondisi bangsa sekitar juga (Israel, yang dipimpin raja Hosea) yang juga jauh
dari pada Tuhan. Namun Hizkia menjadi raja yang taat dan setia kepada Tuhan.
Kondisi Hizkia yang taat dan setia
kepada Tuhan di tengah lingkungan yang tidak taat dan setia kepada Tuhan banyak
dialami oleh orang percaya dalam kehidupannya bukan?. Dan sepertinya kondisi
ini akan sangat mengalami banyak tantangan dan kesulitan, demikian juga
tentunya dengan Hizkia.
Namun dalam kondisi demikian tidak
membuat Hizkia menjadi goyah dalam ketaatan dan kesetiaannya sebagai raja yang
taat dan setia kepada Tuhan. Bahkan
dalam kondisi yang dialaminya justru Hizkia mengadakan reformasi total dalam
kehidupan pribadi, dan kehidupan bangsanya, bahkan karena tindakannya itu,
Allah memberikan kepada Hizkia berkat berkat Nya.
Dalam pembelajaran kali ini, kita
akan belajar dari pengalaman kehidupan Hizkia, dibalik ketaatan dan
kesetiaannya, apa saja yang ia lakukan bagi pribadi dan bangsanya, dan apa
berkat yang didapatnya, dan kita akan membandingkan dengan raja Hosea (Israel)
yang jauh daripada Tuhan dalam kehidupannya.
A.
KETAATAN
DAN KESETIAAN MEMBAWA KOMITMENT KEPADA REFORMASI ROHANI.
Karena ketaatan dan kesetiaannya,
Hizkia dalam kehidupan pribadi dan pemerintahan bangsanya mengadakan reformasi
besar secara khusus dalam hal kerohanian. Apa saja yang dapat kita pelajari :
1. Hizkia menekankan akan
pertumbuhan kerohaniannya (ayat 3)
““Ia melakukan apa yang benar di
mata Tuhan, tepat seperti yang dilakukan Daud bapa leluhurnya”.
Hizkia menjaga
kehidupan kudus di tengah lingkungan nya yang berdosa. Hizkia tidak ikut
ayahnya yang tidak takut Tuhan, Hizkia tidak kompromi terhadap segala hal yang
dilakukan dalam dosa termasuk kompromi terhadap keadaan bangsa nya Yehuda yang
menyembah berhala.
Hizkia tidak
mengulang kembali dosa yang dilakukan oleh ayahnya. Hizkia memutuskan hidup
kudus, setia, dan beribadah kepada Allah. Jelas dalam ayat 3 dicatat “Ia
melakukan apa yang benar di mata Tuhan…”
Bahkan
dibandingkan dalam ayat 5, dicatat bahwa
“Ia percaya kepada TUHAN , Allah
Israel, dan di antara semua raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang
sebelumnya, tidak ada lagi yang sama seperti dia.”.
Ini
mengindikasikan bahwa ketaatan Hizkia sangat popular dan sangat berpengaruh
karena ayat 5 Hizkia dibandingkan dengan raja-raja Yehuda yang lain.
2. Hizkia mengadakan
reformasi rohani dalam pemerintahannya.(Ayat 4)
“Dialah
yang menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan yang meremukkan tugu-tugu berhala
dan yang menebang tiang-tiang berhala dan yang menghancurkan ular tembaga yang
dibuat Musa, sebab sampai pada masa itu orang Israel memang masih membakar
korban bagi ular itu yang namanya disebut Nehustan.”
Jika kita membandingkan dengan 2
Tawarihk pasal 29-31, ada beberapa poin yang dicatat tentang reformasi yang
dilakukan oleh Hizkia.
1) Pengudusan
bait Allah;
2) Merayakan
paskah;
3) Mengatur
persembahan imam dan orang Lewi.
Dicatat dalam ayat 4, beberapa
reformasi rohani yang dilakukan Hizkia:
-
Menjauhkan
bukit bukit pengorbanan dan meremukkan tugu tugu berhala.
Yang dima,ksudkan disini adalah tempat penyembahan penyembahan berhala yang menyimpang dari ajaran Tuhan.
-
Menghancurkan
ular tembaga yang dibuat Musa, benda yang demikian
bersejarah tetapi menjadi benda yang disembah sehingga harus dihancurkan
Hizkia.
3. Hizkia mempertahankan
kesetiaannya (Ayat 6).
“Ia
berpaut kepada Tuhan, tidak menyimpang daripada mengikuti Dia, dan ia berpegang
pada perintah perintah Tuhan yang telah diperintahkan Nya kepada Musa”
Kesetiaan apa yang Hizkia tekankan
dalam kehidupannya? Ayat 6 dengan jelas menuliskan bahwa Hizkia ia senantiasa
dekat kepada Tuhan (Berpaut), tidak
menyimpang dari Tuhan, dan setia dalam memegang perintah Tuhan.
- DAMPAK DARI KETAATAN DAN KESETIAAN HIZKIA. (ayat 7-8)
“Maka TUHAN menyertai dia; ke manapun juga ia
pergi berperang, ia beruntung. Ia memberontak kepada raja Asyur dan tidak lagi
takluk kepadanya. Dialah yang mengalahkan orang Filistin sampai ke Gaza dan
memusnahkan daerahnya, baik menara-menara penjagaan maupun kota-kota yang
berkubu.”
1.
Ada nya penyertaan Tuhan yan memberikan
kemenangan
2.
Tidak ada kompromi, dan akhirnya membawa
kemenangan
Pada saat itu, dalam
sejarah Yehuda, kerajaan selatan dikuasai oleh Asyur, dan diminta membayar upeti tahunan, dan Hizkia
menolak membayar upeti. (Band. 2 Raj. 18:13-19; 37).
- DAMPAK DARI KETIDAK SETIAAN DAN KETIDAK TAATAN (Ayat 9-12)
Raja
Hosea di Israel berbeda dengan keadaan Hizkia,
Hosea dan seluruh wilayahnya ditaklukkan Asyur, bukan karena Asyur
secara militer dan politik lebih kuat, lebih hebat dari Israel, tetapi karena
kehidupan Israel dan rajanya tidak berlandaskan kepada hubungan yang benar
dengan Allah. (Ayat 12).
Dari raja Hizkia
kita belajar bahwa ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan, akan mendatangkan
berkat, walau pun dalam kondisi tantangan, dalam kondisi kesendirian tetapi tetap
berkomitmen, tidak terbawa arus (ayah dan bangsanya), dan akhirnya membuahkan
hasil berkat berkat daripada Tuhan. Bagaimana dengan kita?.....(DK)
No comments:
Post a Comment