Pengkhotbah 3:11a
Ada seorang pemuda meminta kepada Tuhan sekuntum bunga dan seekor kupu-kupu yang cantik, tetapi Tuhan memberikan lain daripada yang pemuda ini pinta. Tuhan hanya memberikan dia sebuah tanaman kaktus yang berduri dan seekor ulat yang menjijikkan. Pemuda tersebut terheran mengapa Tuhan memberikan jauh daripada apa yang ia pinta. Tetapi pemuda ini berusaha untuk memahami, bahwa mungkin Tuhan sibuk mengurusi umatNya yang begitu banyak, sehingga Tuhan salah memberikan. Akhirnya pemuda tersebut melupakan permintaannya itu. Beberapa waktu kemudian si pemuda tersebut ingat kembali apa yang pernah dipintanya dulu kepada Tuhan. Dan dia melihat dari kaktus yang berduri itu tumbuh sekuntum bunga yang cantik, dan dari ulat berbulu yang menjijikkan itu berubah menjadi seekor kupu-kupu yang cantik.
Saudara/ I, mungkinkah kita pernah mengalami seperti pemuda diatas, ketika kita meminta kepada Tuhan, dan Tuhan bukan menjawab apa yang kita pinta, melainkan memberikan jauh berbeda dari apa yang kita pinta.
Ada juga sebuah kisah yang hampir mirip dengan kisah pemuda diatas, ada seorang ibu yang mempunyai seorang anak laki-laki yang sangat nakal. Ibu ini selalu berdoa agar Tuhan mengubahkan anaknya menjadi anak yang baik. Ibu ini terus berdoa dengan rajin. Semakin rajin ibu ini berdoa, si anak bukan semakin baik, malah bertambah nakal. Sampai si ibu merasa putus asa dalam doanya. Suatu hari ketika si anaknya sudah tamat dari sekolah, anak itu meminta ijin kepada ibunya untuk merantau. Ibunya merasa berat untuk mengijinkan, karena berpikir bahwa pasti di tempat jauh nanti anaknya semakin nakal. Tetapi si anak tetap memaksa, akhirnya ibunya mengijinkan anak tersebut untuk merantau. Dengan berat hati ibu tersebut melepaskan kepergian anaknya itu. Tetapi ibu ini mengiringi kepergian anaknya dengan doa yang tak henti-henti agar Tuhan mengubahkan anaknya menjadi anak yang baik. Ibu ini dengan rajinnya terus berdoa, walaupun anaknya jauh daripadanya. Tahun berganti tahun tidak ada kabar dari anaknya, suatu hari pada hari minggu, anaknya pulang dan ibunya yang sedang dalam perjalanan pulang dari gereja mendengar anaknya pulang dan dengan tergesa-gesa ibu ini segera pulang kerumah, ditengah perjalanan ibu ini terus berpikir bagaimana keadaan anaknya yang nakal itu, dalam hatinya terbersit perasaan bahwa anaknya pasti bertambah nakal dan rusak. Tetapi lain dari dugaannya ketika dia melihat anaknya betapa kaget ibu ini, bahwa anaknya sudah membawa serta keluarganya, dan yang lebih kaget dilihatnya oleh ibunya bahwa si anak memakai baju hitam dan dileher anak nya dilihatnya sebuah tanda putih melingkar, saudara tahu apa artinya? Anak yang dahulunya nakal tersebut ternyata dia sudah menjadi hamba Tuhan, sudah menjadi pendeta. Dan anaknya tersebut mengunjungi ibunya langsung sepulang dia pelayanan di kota tersebut.
Saudara/I, apa yang dipinta oleh pemuda tadi dan apa yang didoakan oleh ibu tadi tentang anaknya yang nakal. Seolah-olah Tuhan sangat lambat menjawabnya bukan? Pemuda tadi perlu waktu yang sangat lama dan sabar menunggu kaktus berduri dan ulat itu berubah menjadi apa yang dipintanya. Si ibu tadi perlu dengan sabar berdoa dan menunggu selama bertahun-tahun untuk mendapatkan jawaban dari doanya yaitu Tuhan mengubahkan anaknya menjadi anak yang baik.
Saudara/I Tuhan bukannya lambat menjawab doa kita, tetapi Tuhan memberikan tepat pada waktunya dan tepat dengan apa yang kita butuhkan. Apa yang kita pinta dan doakan kepada Tuhan, jikalau kita menunggu jawaban doa tersebut dengan sabar, maka jawaban tersebut akan Tuhan berikan tepat pada waktunya. Jikalau kita meyakini bahwa Tuhan yang menciptakan kita, maka kita juga meyakini bahwa Tuhan jugalah yang mengerti segala jalan-jalan hidup kita, maka apa yang kita pinta dalam doa kita, Tuhan sudah mengetahuinya.
Maka tepatlah apa seperti kitab Pengkhotbah tuliskan : bahwa “Segala sesuatu indah pada waktunya”
Amin!!
By: Dave
Ada seorang pemuda meminta kepada Tuhan sekuntum bunga dan seekor kupu-kupu yang cantik, tetapi Tuhan memberikan lain daripada yang pemuda ini pinta. Tuhan hanya memberikan dia sebuah tanaman kaktus yang berduri dan seekor ulat yang menjijikkan. Pemuda tersebut terheran mengapa Tuhan memberikan jauh daripada apa yang ia pinta. Tetapi pemuda ini berusaha untuk memahami, bahwa mungkin Tuhan sibuk mengurusi umatNya yang begitu banyak, sehingga Tuhan salah memberikan. Akhirnya pemuda tersebut melupakan permintaannya itu. Beberapa waktu kemudian si pemuda tersebut ingat kembali apa yang pernah dipintanya dulu kepada Tuhan. Dan dia melihat dari kaktus yang berduri itu tumbuh sekuntum bunga yang cantik, dan dari ulat berbulu yang menjijikkan itu berubah menjadi seekor kupu-kupu yang cantik.
Saudara/ I, mungkinkah kita pernah mengalami seperti pemuda diatas, ketika kita meminta kepada Tuhan, dan Tuhan bukan menjawab apa yang kita pinta, melainkan memberikan jauh berbeda dari apa yang kita pinta.
Ada juga sebuah kisah yang hampir mirip dengan kisah pemuda diatas, ada seorang ibu yang mempunyai seorang anak laki-laki yang sangat nakal. Ibu ini selalu berdoa agar Tuhan mengubahkan anaknya menjadi anak yang baik. Ibu ini terus berdoa dengan rajin. Semakin rajin ibu ini berdoa, si anak bukan semakin baik, malah bertambah nakal. Sampai si ibu merasa putus asa dalam doanya. Suatu hari ketika si anaknya sudah tamat dari sekolah, anak itu meminta ijin kepada ibunya untuk merantau. Ibunya merasa berat untuk mengijinkan, karena berpikir bahwa pasti di tempat jauh nanti anaknya semakin nakal. Tetapi si anak tetap memaksa, akhirnya ibunya mengijinkan anak tersebut untuk merantau. Dengan berat hati ibu tersebut melepaskan kepergian anaknya itu. Tetapi ibu ini mengiringi kepergian anaknya dengan doa yang tak henti-henti agar Tuhan mengubahkan anaknya menjadi anak yang baik. Ibu ini dengan rajinnya terus berdoa, walaupun anaknya jauh daripadanya. Tahun berganti tahun tidak ada kabar dari anaknya, suatu hari pada hari minggu, anaknya pulang dan ibunya yang sedang dalam perjalanan pulang dari gereja mendengar anaknya pulang dan dengan tergesa-gesa ibu ini segera pulang kerumah, ditengah perjalanan ibu ini terus berpikir bagaimana keadaan anaknya yang nakal itu, dalam hatinya terbersit perasaan bahwa anaknya pasti bertambah nakal dan rusak. Tetapi lain dari dugaannya ketika dia melihat anaknya betapa kaget ibu ini, bahwa anaknya sudah membawa serta keluarganya, dan yang lebih kaget dilihatnya oleh ibunya bahwa si anak memakai baju hitam dan dileher anak nya dilihatnya sebuah tanda putih melingkar, saudara tahu apa artinya? Anak yang dahulunya nakal tersebut ternyata dia sudah menjadi hamba Tuhan, sudah menjadi pendeta. Dan anaknya tersebut mengunjungi ibunya langsung sepulang dia pelayanan di kota tersebut.
Saudara/I, apa yang dipinta oleh pemuda tadi dan apa yang didoakan oleh ibu tadi tentang anaknya yang nakal. Seolah-olah Tuhan sangat lambat menjawabnya bukan? Pemuda tadi perlu waktu yang sangat lama dan sabar menunggu kaktus berduri dan ulat itu berubah menjadi apa yang dipintanya. Si ibu tadi perlu dengan sabar berdoa dan menunggu selama bertahun-tahun untuk mendapatkan jawaban dari doanya yaitu Tuhan mengubahkan anaknya menjadi anak yang baik.
Saudara/I Tuhan bukannya lambat menjawab doa kita, tetapi Tuhan memberikan tepat pada waktunya dan tepat dengan apa yang kita butuhkan. Apa yang kita pinta dan doakan kepada Tuhan, jikalau kita menunggu jawaban doa tersebut dengan sabar, maka jawaban tersebut akan Tuhan berikan tepat pada waktunya. Jikalau kita meyakini bahwa Tuhan yang menciptakan kita, maka kita juga meyakini bahwa Tuhan jugalah yang mengerti segala jalan-jalan hidup kita, maka apa yang kita pinta dalam doa kita, Tuhan sudah mengetahuinya.
Maka tepatlah apa seperti kitab Pengkhotbah tuliskan : bahwa “Segala sesuatu indah pada waktunya”
Amin!!
By: Dave