KEJADIAN 5 : 18-24
1.Pendahuluan
Setiap manusia pasti memiliki yang namanya sahabat
karib/atau teman dekat. Sahabat karib adalah tempat dimana kita bisa bercerita dalam
duka, dan akan menjadi orang pertama yang ikut bahagia ketika kita berada dalam
suka. Kepercayaan, pengertian, itu tentu menjadi sebuah harapan besar dari
seorang sahabat karib. Sebagai mahluk sosial, kita tentu harus hidup berteman
dengan orang lain. Apakah hanya manusia yang bisa dijadikan sahabat dekat?
Tentu tidak. Kita juga bisa bersahabat karib dengan Tuhan. Tuhan sejak
semula merindukan manusia bisa menjadi sahabat karibnya. Kita bisa melihat
bagaimana Adam dan Hawa bisa bercakap-cakap dengan Tuhan di taman Eden secara
langsung. Sayangnya manusia jatuh dalam dosa dengan sangat cepat. Meski
demikian, Tuhan tidak henti-hentinya menunggu kerelaan dari manusia, yang
begitu Dia kasihi, untuk datang kepadaNya dan bergaul akrab denganNya. Hidup
yang bergaul dengan Allah adalah hidup yang sangat berarti. Bergaul
dengan manusia terbatas adanya, mungkin dalam segi derajat, kedudukan, usia,
waktu dan lain sebagainya. Akan tetapi hubungan dengan Allah tidak dapat
dihambat oleh keadaan ruang dan waktu.
II. Isi
Kita bisa melihat beberapa nama yang disebutkan langsung di
dalam Alkitab yang punya keistimewaan bisa bersahabat karib, hidup bergaul
dengan Tuhan.
1. Henokh.
Dalam kitab Kejadian dijelaskan bahwa Henokh berusia 65
tahun ketika mendapatkan seorang anak laki-laki bernama Metusalah. (Kejadian 5:21). Ayat selanjutnya
tertulis sebagai berikut: "Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah
selama tiga ratus tahun lagi.." (ay 22a). Perhatikan bahwa Henokh dikatakan hidup bergaul dengan
Allah selama 300 tahun lagi. Itu artinya ia sudah hidup bergaul dengan Allah
sebelumnya, dan masih melanjutkan kedekataan itu sampai 300 tahun selanjutnya.
Betapa luar biasanya sebuah hubungan keakraban yang di jalin dengan Allah yang
tidak akan habis di makan waktu. Dari ayat ini terlihat bagaimana seorang
Henokh mampu menjaga hubungannya dengan Sang Pencipta, hidup selaras dengan
kehendak Tuhan dengan setia sampai begitu lama. Kesetiaannya teruji dalam waktu yang begitu panjang. Kita yakin pada
masa itu Henokh bukannya tidak mendapat cobaan dari berbagai keinginan duniawi
yang bisa menariknya menjauh dari Allah, namun jelas Henokh tidaklah
terpengaruh dengan itu. Pada akhirnya kita tahu apa yang terjadi pada Henokh.
Begitu akrabnya ia dengan Tuhan, sampai-sampai ia tidak perlu mengalami
kematian. Henokh diangkat langsung dari dunia yang berlumur dosa ini menuju
Surga untuk seterusnya bersama-sama dengan Allah. "Dan Henokh hidup
bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh
Allah." (ay 24). Dan
penulis Ibrani menuliskan lagi mengenai Henokh. "Karena iman Henokh
terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena
Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian,
bahwa ia berkenan kepada Allah." (Ibrani
11:5). Perhatikan bahwa perilaku dan kesetiaan Henokh membuatnya menjadi
sahabat karib dengan Tuhan.
2. Nuh pun disebutkan demikian: "Inilah riwayat Nuh:
Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang
sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah." (Kejadian 6:9).
3.Dan selanjutnya Ayub:
"seperti ketika aku mengalami masa remajaku, ketika Allah bergaul
karib dengan aku di dalam kemahku" (Ayub 29:4).
4. Daud
Nama
Daud merupakan salah satu tokoh yang menjadi symbol suatu kedekatan hubungan
antara manusia dengan Tuhannya. Apa rahasianya ?. Daud bergaul karib dengan
Tuhan, berbagai gambaran Daud ungkapkan untuk menjelaskan kedekatannya dengan
Tuhan, Daud menyebut Tuhan sebagai gembala yang memelihara hidupnya, yang
menjaga hidup Daud. Dalam seluruh pengalaman perjalanan hidup Daud, dia sadar
bahwa Allah yang tidak kompromi dengan dosa-dosanya. Tetapi Allah juga yang
sedia mengampuni dosa-dosanya. Kekaribannya dengan Tuhan tidak hanya dia
ungkapkan dalam puji-pujian dan mazmurnya dan mengingat seluruh perbuatan
Tuhan. Tetapi bagaimana daud memahami dan mengenal Allah yang mau dan rela
bergaul karib dengan manusia.
Dalam Mazmur 25:14 berfirman : Tuhan bergaul karib dengan orang yang
takut akan Dia, dan perjanjian-Nya di beritahukan kepada mereka. Bagaimana Daud
memahami bahwa Allah mau bergaul karib dengan manusia yang terbatas? Yang bisa
kapan saja jatuh dalam dosa. Tentulah kekariban Tuhan punya standard khusus,
yakni hanya kepada mereka yang takut akan Dia, yang menghargai kekudusan-Nya,
yang menghargai perjanjian antara dirinya dengan Tuhan.
Dan Daud, yang kita tahu begitu mengenal Allah dan memiliki
hubungan yang sangat dekat lewat berbagai tulisannya maupun seperti yang
disebutkan dalam Kisah Para Rasul: "Tentang Daud Allah telah menyatakan:
Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang
melakukan segala kehendak-Ku." (Kisah Para Rasul 13:22b).
Bagaimana langkah-langkah kita untuk
dapat menjalin hubungan dengan Allah yaitu :
- Lahir baru (Yohanes 3 : 3-7, Titus 3 : 5, II Korintus 5 : 17).
- Mendengar suara Tuhan.
Yohanes 10 : 4-5. Peka terhadap suara Tuhan yaitu Gembala kita serta merenungkan setiap apa yang difirmankanNya (Mazmur 1 : 2). Dan mau untuk hidup senantiasa diperbaharui oleh Firman Tuhan (II Korintus 4:16, Ratapan 5 : 21). - Membangun persekutuan lewat doa. (I Tesalonika 5 : 17)
- Hidup di dalam penyembahan
(Yohanes 4 : 23)
Bapak/Ibu terkasih. marilah kita merenungkan kepada siapakah
kita lebih cenderung bergaul atau menjalin hubungan keakraban apakah kepada
manusia, terkadang menjalin hubungan dengan manusia banyak mendapatkan kecewa tetapi
bergaul karib kepada Tuhan, kita
senantiasa diperhatikan dan diberkati. Tuhan Memberkati kita semuanya. Amin.
Dikhotbahkan oleh : GI. Delima
di Kebaktian Umum GMI jemaat Persiapan KANA
Minggu, 21 September 2014
No comments:
Post a Comment