SELAMAT DATANG

Selamat datang di blog saya, semoga anda diberkati, Tuhan Yesus mengasihi anda.
Jika membutuhkan pelayanan saya silahkan menghubungi email dave_kandar@yahoo.com; atau Hp. 0813-6409-5029.

Tentang saya

My photo
Pelayanan di Gereja Methodist Indonesia (GMI) Getsemani Binjai Sumatera Utara sebagai asistan gembala sidang dan gembala Pos Pelayanan di Brahrang (2004-2011). Gembala Sidang GMI Damai Sejahtera Jakarta Barat (2011-2013). Asistan gembala sidang di GMI Anugerah Batam (2013-2014). Gembala Sidang GMI Kana Marelan (2014-2015). Pimpinan Perguruan PKMI Methodist-10 TK-SD-SMP Belawan (2015-2018). Asistan Pimpinan Jemaat GMI Kanaan Medan (2018-2019). Pimpinan Perguruan PKMI 2 Kisaran Asahan (2019-2021). Gembala Sidang GMI Kanaan Medan (2021-2022). Pimpinan Perguruan PKMI Pangkalan Brandan dan Gembala Sidang GMI Pangkalan Brandan (2022- sekarang) Tinggal di Pangkalan Brandan Langkat dan melayani bersama istri Pdt. Delima Li En dan dikaruniai seorang anak Daud Kharis Delvidson Kandar.

Blog Archive

Saturday, July 19, 2014

PEL AYANAN MANUSIA ALLAH (2 Korintus 4:1-12)



Ada seorang wanita bernama Gladys Aylward yang saat itu berprofesi sebagai pembantu rumah tangga di London, suatu ketika ia memiliki kerinduan untuk menjadi misionaris di Cina, tetapi ketika mengajukan diri kepada lembaga misi ia ditolak dengan alasan tidak memenuhi syarat.  Karena ditolak, maka pada usia 28 tahun, ia pergi sendiri ke Cina, dan ia menghabiskan seluruh uang tabungan nya untuk membeli  tiket satu arah ke daerah terpencil di Cina yang bernama Yangcheng. Ia mendirikan penginapan untuk pedagang keliling dan membagikan alkitab kepada mereka. Selain itu, ia pun melayani desa desa di sekelilingnya. Dan oleh penduduk sekitar ia dipanggil “Ai-Weh-Deh” (Pribadi yang baik hati; dalam bahasa Mandarin).
Paulus juga dalam kisah pelayanannya ia mengabarkan Injil ke dunia. Dan ia menempatkan dirinya sebagai hamba Kristus Yesus, untuk melayani orang lain sebagai wujud pelayanan kepada Yesus Kristus. Inilah yang dikatakannya tentang pelayanan: “Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus”.
Berbicara mengenai pelayanan, adalah suatu panggilan  yang Tuhan berikan kepada orang orang pilihanNya, bukan karena tampang atau parasnya, tetapi karena pilihan kedaulatan Tuhan (Cth. Pemilihan Raja Daud).
Dan berbicara tentang pelayanan, jangan terbuai dengan “Surga”, yang seringkali diidentikkan dengan pelayanan itu indah. (Ya memang indah sebagai suatu panggilan, sebagai suatu kekhususan dari Tuhan), tapi dalam perjalanannya tentu tidak selalu se “mulus”, se “lancar” yang dipikirkan.  
Juga jangan terbuai dengan lagu “Kerja buat Tuhan selalu manise…” karena terbuai dengan lagu tersebut, akhirnya ketika ada tantangan langsung “down” dan mundur dari pelayanan.
Pelayanan diibaratkan sebagai suatu pertempuran (rohani), dimana dalam pertempuran tentu ada perjuangan, ada musuh (iblis), dan dikatakan iblis bukan hanya menyerupai monster tetapi bisa jadi ada disekitar kita dalam kalangan orang yang notabene nya sudah percaya (serigala berbulu domba).
Dalam kisah pelayanan di jemaat Korintus, pelayanan Paulus tidak semulus dan selancar yang diharapkan, karena ternyata dalam kehidupan jemaat Korintus banyak masalah yang harus ia hadapi, timbulnya persoalan-persoalan, seperti keikutsertaan jemaat Korintus dalam upacara-upcara keagamaan kafir, penghakiman di depan orang-orang kafir dan pelacuran.
Selain masalah-masalah etis dan moral,
masalah lain adalah jemaat di Korintus yang memiliki berbagai macam karunia, sehingga menjadikan jemaat satu dengan yang lainnya saling menyombongkan diri. 
Masalah yang lain yang timbul adalah keberadaan jemaat di Korintus dikenal karena perpecahan mereka antara berbagai golongan dan karena perilaku moral mereka yang menyimpang, sehingga masing-masing membanggakan keunggulannya dan berbuat semaunya tanpa ada aturan.
Bukankah masalah masalah diatas adalah tanpa disadari atau tidak merupakan bagian bagian dari masalah gereja Tuhan saat ini?....yang walaupun dalam porsi dan warna yang tidak terlalu sama tapi dengan tantangan yang levelnya sama.  Inilah tantangan pelayanan yang sebenarnya…Paulus sebagai pelayanan Tuhan mengalami hal yang demikian.
Bahkan dalam 2 Korintus 4 ayat 8-9 jelas diungkapkan oleh Paulus suatu pengalaman rohani yang luar biasa dalam pelayanan yaitu walau dalam keadaan tekanan ditindas, dianiaya, dihempaskan, namun dalam keadaan tersebut Paulus tidak terjepit, tidak sendirian, tidak putus asa. Karena keyakinan iman akan panggilan pelayanan.
Bagaimana dengan pelayanan kita sebagai pelayan Tuhan, baik hamba Tuhan, aktivis, jemaat?....ada tantangan dalam melayani?....

Dalam pengalaman pelayanan saya atau kami pun mengalami tantangan, mengalami tekanan, di jegal, di kirimi surat pengaduan yang tidak “gentlemen”, yang hampir mem “block” dan menggagalkan  jenjang pelayanan kami, surat rekomendasi pelayanan kami dihanguskan/ dihancurkan oleh oknum rekan pelayanan sendiri tanpa berani “bertemu muka” dengan kami. Dianggap negatif, dianggap peng kritik padahal membenarkan yang salah. 
Tapi dari semuanya itu, kami memiliki konsep perkataan yang sama seperti Paulus dalam ayat 8-9, bahwa walau kami ditindas kami tidak terjepit, kami habis akal namun kami tidak binasa, tidak putus asa. Dan akhirnya kami, dan kita semua harus meyakini, Tuhan ada dan berpihak kepada orang  pilihannya.

Makanya tema khotbah ini adalah “Pelayanan Manusia Tuhan”.
-Manusia Tuhan : Manusia milik Tuhan, gelar panggilan dipakai Paulus kepada Timotus, “Manusia Tuhan”, mempunyai keistmewaan panggilan dari Tuhan. (Dalam Perjanjian Lama sering ini adalah panggilan bagi para nabi).
Maka pelayanan manusia Tuhan harus diyakini sebagai keistimewaan dari Tuhan dan pertanggung jawaban hanya kepada Tuhan.

Bagaimana kita bisa memahami bahwa panggilan pelayanan kita adalah panggilan pelayanan “manusia Tuhan”, Ada beberapa hal yang menjadi berkat bagi kita menjalani pelayanan seperti yang Paulus yakini dalam 2 Korintus 4: 1-12:

I.         PELAYANAN SEBAGAI MANUSIA TUHAN KETIKA KITA MEYAKINI BAHWA YANG MEMANGGIL KITA MELAYANI ADALAH TUHAN. (Ayat 1 dan ayat  5)
“Oleh karena kemurahan Allah, kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati”.
Keyakinan panggilan pelayanan Paulus ungkapkan sebagai “kemurahan Allah”.
Dalam terjemahan lain: “Kami melihat bahwa pelayanan yang kami miliki ini kami terima karena anugerah ……
Ketika Paulus memahami bahwa pelayanan sebagai anugerah Allah maka dapat kita pahami:
  1. Bahwa pelayanan tidak bisa kita tolak, karena itu kedaulatan Allah.
  2. Tantangan apapun dalam pelayanan harus dipahami bukan sebagai suatu halangan atau rintangan tetapi  kalau boleh saya katakan sebagai “Pembelajaran” untuk kita “naik level” dalam pelayanan yang lebih besar yang akan Tuhan percayakan kepada kita.  (Ingat setia dalam perkara kecil, maka Tuhan akan berikan perkara perkara besar).
  3. Pelayanan harus dipahami sebagai “milik Tuhan”/ “Proyek Tuhan”, Tuhan yang empunya proyek, maka pelayanan kita ada dalam ‘Master plan” (rancangan dan rencana Allah).
Karena pemahaman yang demikian, Paulus mengatakan ia tidak “tawar hati”.  (tawar hati: KBBI mengartikan : Hilang keberanian, tidak gembira, tidak bernafsu, tidak menaruh perhatian, dan sikap dingin).
Jika kita sama seperti Paulus dalam memahami pelayanan sebagai anugerah Allah yang membuat kita tidak tawar hati, maka menghadapi tantangan apapun kita akan bersemangat dan senantiasa berkobar kobar terus dalam pelayanan, dan tidak ada istilah “patah semangat”, “malas”, bahkan “mundur dari pelayanan”.

II.      PELAYANAN SEBAGAI MANUSIA TUHAN KETIKA KITA MEMILIKI INTEGRITAS DALAM PELAYANAN. (Ayat 2).
“Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah.”

Memiliki integritas berarti: bertindak konsisten sesuai dengan nilai nilai dan kebijakan akan kebenaran, sederhana nya “Satu kata satu perbuatan”.
Dalam ayat 2 Paulus dengan berntegritas, dia menolak segala sesuatu yang tersembunyi dan memalukan, sesuatu yang memalsukan firman Tuhan, tetapi sebaliknya berani menyatakan kebenaran yang dipertanggung jawabkan dihadapan semua orang dan terutama dhadapan Allah.
Memang menjadi orang yang berintegritas terhadap kebenaran ini dalam dunia ini sangat tidak disukai oleh banyak orang. Menegur orang yang “yang tidak benar” akan pelayanan bisa saja tidak di pahami dan di terima, atau malah bisa saja di tolak.
(Pengalaman menegur dan menasehat guru sekolah minggu yang bisa mengajar sekolah minggu, tapi tidak i kut ibadah...).
Orang yang berintegritas banyak celaan dan fitnah. (Contoh kampanye yang terjadi baru baru ini)

III.       PELAYANAN SEBAGAI MANUSIA TUHAN KETIKA KITA MEMAHAMI BAHWA ORANG YANG MENGHAMBAT PELAYANAN ADALAH ORANG YANG MASIH DIBUTAKAN OLEH “ILAH JAMAN INI” (KEDUNIAWIAN). (AYAT 3-4).
2Co 4:3  Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
2Co 4:4  yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

Seringkali tantangan dan hambatan dalam pelayanan di akomodir oleh orang orang yang pemahaman pelayanan nya masih “dibutakan” oleh prinsip prinsip dunia. Yang akhirnya bukan memahami pelayanan dalam level panggilan Allah. Tetapi yang hanya didasar oleh keegoisan, kesombongan, dan prinsip dunia.

Saya ibaratkan yang menghambat pelayanan seperti supporter sepak bola. Yang hanya tahu teori dan konsep, tetapi sudah berani menilai. (Contoh : saat  piala dunia, kalau club yang kita harapkan menang ternyata kalah, pasti kita paling hebat dalam menilai dan mengkritik, tapi coba suruh kita yang jadi pemain, tidak akan kita sehebat mereka yang sudah berkelas international).

Ini yang harus kita pahami ketika pelayana kita dihambat, ketika kita di jatuhkan dalam pelayanan, anggaplah mereka itu sebagai supporter sepak bola, walaupun seolah olah sudah berpengalaman tetapi pengalamannya hanya sebagai supporter. Kita jangan lemah dan patah semangat, justru kita pemain yang “manager’ nya adalah Allah.

IV. PELAYANAN SEBAGAI MANUSIA TUHAN KETIKA KITA MEMAHAMI BAHWA KEKUATAN YANG KITA MILIKI  ADALAH DARI ALLAH. (Ayat 7).
“Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.”
Ketika kita memahami bahwa kita adalah ‘Bejana tanah liat”, yang rapuh, lemah, yang kadang mengalami kesusahan, air mata, kebingungan, kelemahan dan ketakutan.  Maka kita memerlukan suatu kekuatan yang menguatkan kita yang tiada lain adalah Allah.
Dalam pelayanan manusa Tuhan pun demikian, ketika ada tantangan, ada cobaan, ada masalah,  pahami diri kita hanya bejana tanah liat. Dan dengan demikian kita akan memiliki “PENYERAHAN TOTAL” kepada Allah, sang pemilik pelayanan, yang punya project pelayanan, yang adalah manager dalam pelayanan kita.

Konklusi:
1.      Pelayanan adalah semata mata adalah anugerah dan kepercayaan yang Allah berikan bagi kita.
2.      Dalam pelayanan ada tantangan, pergumulan dan sebagainya, pahami sebagai “pembelajaran’ dari Allah agar kita naik level dalam pelayanan.
3.      Pahami bahwa “gangguan” dalam pelayanan kita berasal dari sesama kita yang masih dibutakan oleh keduniawian.
4.      Milikilah integritas dalam pelayanan, ya katakan ya, benar katakan benar, salah katakan salah.
5.      Takut akan Tuhan itu kekuatan kita. Kita hanya bejana yang rapuh, kekuatan kita hanya dari Allah.
6.      Ingat kita semua punya potensi dari Allah dalam pelayanan, minta pada Allah pelayanan dan kekuatan untuk melayani, jangan takut dengan tantangan dari keadaan ataupun dari mereka yang masih dibutakan oleh ilah jaman, maju terus dalam melayani.
7.      Ingat yang mengukur kemampuan pelayanan kita adalah Allah bukan manusia.
TUHAN YESUS MEMBERKATI.






No comments: